Pelajaran berharga diakhir desember 2024
Hari Senin, 30 Desember 2024 saya memutuskan untuk jalan-jalan kepedalaman SKN. Saat melawat kesana saya melihat berbagai macam hal yang sangat menarik dan patut untuk ditafakkuri. Jalan menuju kesana tidaklah mudah namun juga tidak begitu susah, intinya mah seruuuuuuuuuu.
Hanya orang bodohlah yang bahagianya menunggu kaya, menunggu punya segalanya
Melewati SP.9 Blok C saya sudah disugukan jalanan yang begitu mengenakkan, layaknya main enjot-enjotan sekujur tubuh sayapun mengayun serasi dengan jalan haha. Uenak pol wkwk. Ditambah lagi dengan sensasi motor usia hampir 20 tahunan, komplit sudah rasa yang kurasakan.
Jalan SP. 9 terus lurus, terus lagi, lurus lagi, terus lagi, lurus lagi, dan terus begitu seterusnya. Dan ya, saya sampai di Camp 43 Desa Srijaya Makmur. Disana saya dapati terdapat atap-atap rumah yang berwarna biru dari seng, diamana rumah-rumah dibangun secara bergandengan. hampir semua rumah dibuat secara sama dan menempel (ada sih yang nggak). Dan disana saya lihat terdapat bangunan umum yakni SD, TK, dan Masjid Al-Ikhlas.
Satu hal yang sangat menyentuh hati saya untuk kemudian menjadi pelajaran hidup. Disana memang jauh dari kata kemewahan, namun yang saya dapatkan ketika mengelilingi Camp tersebut hampir semua orang penduduknya sedang ngobrol santai sambil bercanda gurau layaknya tak punya beban hidup sama sekali. Dalam hati saya kemudia bergumam. MasyaAlloh. "Hanya orang bodohlah yang bahagianya menunggu kaya, menunggu punya segalanya". Iya kalau tercapai, kalau nggak?
Disana juga tempat tinggal 2 anak yang merupakan santri-santri the best Manarul Huda, yakni Nden dan Airul. Saya tahu rumah mereka namun orangnya ternyata tidak ada dirumah hehe. Setelah berkeliling yok kita lanjutkan lagi cerita ini ketahap berikutnya.
Maju lagi dari Camp 43 kami menjumpai rumah, yang mana rumah ini berdasarkan cerita dari Nden saya asumsikan rumah seorang murid SMK yang sangat luar biasa perjuangannya. Namanya Wiranti saya dulu pernah mengajar mata pelajaran Pemrograman Dasar dan Desain Grafif dikelasnya saat ia masih kelas X. Ia adalah anak yang sangat luar biasa perjuangannya dalam menuntut ilmu, tak sedikit ia kesekolah dengan posisi kaki berlumuran lumpur. Hal tersebut dikarenakan jalan yang ia lalui untuk kesekolah memang sedemikian rupa, perlu diketahui dari pada anak-anak laainnya yang bisa dikatakan lumayan berpunya saya pikir dia lebiih rajin untuk berjuang menuntut ilmu pergi kesekolah. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana susahnya, bagaimana kekeh niatnya untuk belajar dengan jarak kesekolah kisaan 20-25 KM belum lagi dengan medan yang kurang memadai ataupun hancur ketika musim hujan tiba.
Sebagai manusia yang bisa dibilang berkecukupan, seharusnya kita lebih semangat dan giat lagi dalam belajar disekolah maupun di kampus. Ingat! Banyak orang lain yang lebih (susah) namun semangat mereka tak pernah lelah.
Lanjut lagi perjalanan kami semakin menuju kedalam, disana kami melihat ada lagi perumahan yang orang-orang biasanya sebut dengan daerah 33, dimana disana gubuk-gubuk (rumah kecil) dibangun di pinggir-pinggir jalan. Disana saya merasa sangat mengiris hati saya melihat orang-orang yang menjelang tua istirahat duduk-duduk setelah seharian bekerja. (semoga Alloh senantiasa bersama mereka).
Sampai disini kita terus melanjutkan perjalanan, karena disini baru sampai 1/2 perjalanan sampai menuju titik tujuan. namun setelah ini hanya didapati perkebunan sawit yang sangat luas, hingga nanti sampai pada tujuan yakni wilayah yang orang-orang sebut wilayah senawi karena milik H. Asnawi.
Pesan moral dari keseluruhan cerita ini adalah mari Bersyukur.
Tidak ada komentar: