Kecewa ialah ilusi

"Aku kecewa sekali dengan kamu"
"Aku kecewa sekali dengan dia"
"Aku kecewa dengan perbuatanmu"
"Aku kecewa dengan perilakumu"
"Aku kecewa dengan ucapanmu"
-Ucap ku dulu


Setelah hidup hampir 21 thn ada hal yang beru kusadari dalam hidup. Bahwa nyatanya "kecewa" hanyalah seonggok kata ilusi kita saja, alias aslinya tidak ada namun kita yang mengada-ngadakannya. Sebagai manusia yang mempunyai perasaan, kita sebagai manusia kerap kali mengaku bahwa diri kita "kecewa", mengaku bahwa diri kita "dikecewain". 

but it's okey, it's normal. Tapi masalahnya guys, alih-alih dengan kecewa kita akan membuat orang lain menjadi terluka, acap kali kitalah sebagai aktor yang kecewa itulah nantinya yang akan terasa teruka. Dengan begitu dengan kita mengizinkan diri kita untuk "kecewa" dengan orang lain itu sama hal-nya dengan kita mengizinkan orang lain itu menyakiti kita. Dengan begitu maka akan bertambah numpuk rasa sakit hati yang ada dalam diri kita sendiri. 

So, mari kita tela'ah dan ukur diri masing-masing, ketahuilah bahwa dengan kita ber-ekspektasi berlebihan terhadap orang lain. Maka disitulah dikemudian hari yang tidak disangka-sangka kita akan dengan sendirinya kecewa. Dan ketika kita menyadari hal tersebut "mungkin" akan terjadi, dengan begitu kita siap mengambil sikap bahwa kecewa adalah virus yang membunuh diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.