Esensi puasa dari sudut pandang minimalisme


Puasa adalah suatu peribadatan atau tindakan dimana menahan diri dari lapar dan haus sejak terbitnya fajar sampai nanti terbenamnya matahari. Yups, itulah pengertian yang sering dijumpai pada buku-buku pelajaran sekolah. Dan pastilah hal itu didahului dengan pengertian secara bahasanya yakni menahan atau mengekang.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Saat ini adalah hari ke-3 bulan Romadhon 1445 H, dari beberapa hari berpuasa ini atau lebih tepatnya 3 hari, terdapat pelajaran baru yang muncul dalam kesadaran diri saya. Dimana saya sebagai penganut gaya hidup minimalis ini (walaupun belum total minimalis wkwk) merasakan bahwa puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan juga haus, melainkan puasa menjadi momentum untuk kita terlepas sejauh mungkin dari keterikatan kita terhadap hal-hal yang bersifat materialistik. Sebut saja contohnya baju yang banyak, makanan yang banyak ataupun fasilitas lainnya yang berserakan dimana-mana.


Puasa mengajarkan bahwa hidup itu aslinya simple looh, kita hanya butuh makan 1 atau 2 piring saja sudah cukup untuk menjalani hidup kurang lebih 14 jam. Lantas mengapa kita ketika kita tidak sedang berpuasa harus makan sehari 3-5 kali. Hal itu tidaklah lain karena kita hanya menuruti dan memenuhi hawa nafsu belaka.

Itulah hidup, kita dengan puasa saya dapat mengambil pelajaran bahwa sebenarnya kita bisa berkarya dengan maksimal, bisa beribadah dengan maksimal, bisa melakukan hal-hal yang penting dengan maksimal, asalkan kita mau meninggalkan hal-hal receh yang senantiasa menyibukkan kita.

Itu dari segi makanan, dari segi pakaian juga sama halnya, dengan berpuasa aku mendapatkan pemikiran hidup yang cuma sesimple ini kok mau gitu disibukkan dengan pakaian yang beranekaragam yang hal itu membuat ruwet dan menghabiskan waktu.

Dari segi tidur juga sama, dengan adanya puasa kita akan lebih sering dipertemukan dengan kondisi bahwa tubuh ini tidak hanya butuh makan, makan, dan makan looh. Tapi juga membutuhkan yang namanya istirahat.

Yups, itulah mungkin yang ada dalam pemikiran puasa. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemauan untuk puasa hingga selesai bulan Romadhon ini. Aamiin....



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.