Bulan dan Bintang Saling Iri



Disuatu malam yang tenang seorang kakek usia muda tiba-tiba berfikir dan berimajinasi bagaimana jika mahkluk yang ada dilangit pun merasa saling iri layaknya manusia sang mahkluk bumi.

"Hei, Bulan kau ini enak sekalilah, jadi kautu enak keliatan dari bumi, sering dipuji karena kau memiliki cahaya yang terang" Kata bintang kecil disebelah bulan.

"Enak aja kau tang, kau pikir enak jadi aku. Mana ada? aku hidup dan bertugas sendiri, nah kau tu enak banyak teman bahkan ribuan pulak. Jadi apalah kurangnya kau tu?" Jawab bulan dengan tak mengalihkan muka yang menghadap bumi.

"Yaelah apalah gunanya banyak teman jika kami saling berjauhan wahai bulan" Tutur Bintang dengan nada lesu.

"Yah, itumah kamu aja yang nggak mau mengalah, nggak ada yang mau mendekati duluan, lihatlah manusia dibumi, dia saling mendekati untuk tak terasa sunyi" Argumen bulan enteng.

"Wahai bulan apakah kita bisa bertukar posisi?"

"Waah andai bisa akupun mau jadi kau bintang"

"Iyeye tapi kenapa kita ndak bisa:("


Disela-sela obrolan mereka yang dipenuhi rasa sesal dan saling iri, tiba tiba datenglah meteor menghampiri.

"Ngobrol apalah kalian berdua ni?" Tanya meteor.

"Iniloh Teor, kami ini mau bertukar posisi tapi kenapalah tidak bisa?, tak adil rasanya tuhan" Bintang dengan nada tinggi menjawab.

"Uh Uh Uh, apalah kalian berdua ni, tidak bolehlah kalian berfikir seperti itu karena --"

"Lah kenapa tak boleh, kitani harusnya mahluk yang merdekalah" Sela Bulan.

"Krek, dengarlah dulu penjelasanku sampai akhir Bulan. Barulah nanti kau balas dengan argumenmu itu. Jadi kita tu sudah dibuat oleh Alloh sang tuhan itu dengan bentuk dan segala hal yang sudah sangat diperhitungkan, tak boleh kitatu salong iri kalo kalian mikir negatif nya pastilah masing-masing dari kita punya, karena itulah ciri sang hamba. Yang sempurnah hanyalah tuhan saja. Kita harusnya tidak perlu risau,cukuplah kita bersyukur dan menjalankan apa-apa yang memang harus kita jalan kan. Oke? nah silahkan kau Bulan jika mau berkata" Tutur Meteor sambil tersenyum tulus.

Bulan dan Bintang hanya bisa saling tatap dan berkata dalam hati"Oh iya, benar juga kata si Meteor Bocahni".

Keduanya suidah saling paham dan mengerti atas obrolan mereka yang saling iri, karena urusan dirasa sudah teratasi. Meteor dengan dengan gesit meninggalkan mereka menuju bumi sambil melampaikan percikan api.

Bulan dan Bintang pun sudah tidak saling iri dengki.

"Kek, Kakek. Sekarang sudah larut malam dan tidak baik untuk kesehatan orang umur 70 tahun seperti kakek" Sang cucu tiba tiba membangunkan mimpi indah kakek.

Tamat....


Perpustakaan Ma'had, 08/07/22


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.